ORGANISASI, WHY NOT ?
Akademisi dan Organisatoris seringlah dibanding-bandingkan antar keduanya. Beberapa orang mempunyai pendapat yang berbeda mengenai keduanya. Akademisi dianggap sebagai orang yang akan cepat sukses di kemudian hari, lulus cepat, dan mudah dalam mendapatkan pekerjaan. Sementara organisatoris dianggap orang-orang yang sibuk, kerjaannya kuliah rapat, IPK nya rendah, dan konotasi-konotasi negatif lainnya. Lalu bagaimana pendapatku mengenai ini? Setiap orang boleh berpendapat masing-masing. Karena kita semua memiliki hak dalam kebebasan berpendapat dan menyampaikan suara. Tetapi, kita tidak akan mengetahui seperti apa menjadi seorang akademisi dan organisatoris jika kita tidak masuk dan menyelami keduanya. Aku bukanlah orang yang hebat dalam akademis seperti para juarawan lomba. Pun pejabat kampus yang memiliki jabatan di dalam suatu organisasi. Tetapi aku ingin berbagi pengalaman selama berkuliah 2 tahun dan menyelami organisasi selama 2 kali periode kabinet di BEM KM Universitas Mulawarman.
Pertama-tama, aku ingin berbagi cerita mengenai fakultas yang kupilih yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dimana orientasinya adalah untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Laboratoriumnya adalah masyarakat. Ada 8 pilar yang harus dipelajari dan semuanya berfokusan kepada masyarakat dan kesehatan. Kemudian kenapa aku memilih organisasi? Aku bukanlah seorang organisatoris semenjak SMP ataupun SMA. Bisa dikatakan aku adalah seorang yang apatis, orientasi ku hanyalah nilai yang tinggi tanpa memedulikan yang lainnya. Cupu, iya emang, aku bukanlah orang yang terkenal semasa sekolah. Tetapi saat pertama kali masuk perguruan tinggi, aku pun tertarik dengan yang namanya organisasi. Ketertarikan ku bermula ketika mengikuti seminar yang diadakan BEM KM Unmul. Layaknya orang yang belajar berenang, kaki ku mulai memberanikan diri menginjakkan air ke dalam kolam renang dengan menapaki tangga per tangga semakin masuk ke dalam kolam. Kemudian ketika itu pun aku mendaftar open recruitment BEM KM dan menjadi staff di kementerian Sosial Masyarakat. Tujuannya adalah ingin memperbaharui diri ku.
Ketika aku mulai tenggelam ke dalam organisasi, dimulailah petualanganku, . Di kementerian Sosial Masyarakat memiliki banyak program kerja yang berhubungan dengan masyarakat. Hal inilah yang membuat diriku semakin yakin bahwa masuk organisasi akan membawa dampak pada peng-upgradean potensi diriku dan wawasan kemasyarakatan, bahkan fokusannya sama seperti ilmu ilmiah yang kupelajari. Akademik dan organisasi tidak sama sekali beririsan. Bila digambarkan seperti ini, akademik membantuku dalam pemahaman teori-teori dan wawasan berbasis teori, sedangkan organisasi adalah rumah belajar sebagai tempat pengaplikasian ilmu, tanpa harus menunggu saat-saat tugas praktek lapangan ataupun nanti saat KKN. Organisasi mengajarkan bagaimana cara-cara advokasi, manajemen sumber daya manusia, focus group discussion, pemberdayaan, dan banyak hal lainnya. Pun sama halnya di Kesmas teori-teori yang perlu kita pahami adalah seperti pemberdayaan masyarakat, hanya saja ada penambahan pendalaman ilmu-ilmu kesehatan. Di organisasi aku sudah bisa belajar mengenai pemberdayaan masyarakat desa di dalam Bina desa SOSMAS, disana aku bisa belajar sambil langsung mengaplikasikan bagaimana caranya memberdayakan masyarakat desa di desa binaan BEM KM Unmul, kemudian pada Unmul Mengajar bagaimana caranya mengajarkan anak-anak mengenai moral dan hal-hal lainnya , dan Unmul Cinta Lingkungan bagaimana caranya kita bisa menerapkan menjaga lingkungan dan gerakan-gerakan dalam mendukung lingkungan. Ketika sampai di dalam perkuliahan, aku sudah tidak hanya mendapat bayangan-bayangan saja, tetapi pengalaman yang sudah pernah dilakukan di waktu organisasi. Jadi ketika baru mendapatkan materi dari dosen, aku pun sudah mengerti dan langsung menyesuaikan dengan pengalaman lapangan yang pernah kudapatkan di organisasi. Jadi bukan hanya membayangkan apakah memang masyarakat seperti ini itu atau bagaimana cara melakukan pendekatan, dan dengan segala keragamaan yang dimiliki masyarakat. Ketika sudah masuk organisasi, kita bisa melakukan penyesuaian dengan teori-teori yang sudah kita dapatkan, maksudnya begini ketika kita melaksanakan praktek di organisasi, teori-teori yang diberikan di bangku kuliah bisa membantu kita dalam pelaksanaan organisasi kita. Organisasi kita membantu menjadi wadah dalam praktek apa yang sudah kita pelajari dalam perkuliahan, sebelum masuk ke dunia luar yang sebenarnya.
Jangan salahkan organisasimu ! Ketika nilaimu turun ataupun tidak bisa melaksanakan manajemen waktu, jangan salahkan organisasimu. Tapi salahkan dirimu. Kita seharusnya bisa mengaplikasikan ilmu yang kita dapat di bangku perkuliahan ke dalam organisasi. Dan ilmu organisasi bisa kita aplikasikan di bangku perkuliahan bahkan sampai kita lulus kelak. Karena banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan di organisasi, contohnya mengenai advokasi, didalam organisasi kita belajar bagaimana caranya advokasi sementara di perkuliahan diajarkan teori-teori beradvokasi, kemudian kesehatan lingkungan, teori-teori yang kita dapatkan mengenai lingkungan bisa kita terapkan didalam organisasi dengan prinsip yang dipegang adalah kesehatan lingkungan, kemudian di unmul mengajar aku bisa belajar bagaimana caranya mendekati anak-anak karena menghadapi anak-anak dan orang dewasa sangatlah berbeda. Ketika kita harus melakukan program intervensi ke masyarakat yang kita hadapi adalah semua kalangan dari bayi hingga lansia. Di Unmul Mengajar aku mendapatkan ilmu bagaimana caranya melakukan pendekatan kepada anak-anak, apa yang harus kita lakukan ketika kita harus melaksanakan program intervensi kepada mereka, apalagi kita adalah orang yang baru bagi mereka dan mendapatkan perhatian anak-anak tidaklah semudah mendapatkan perhatian dari lawan jenis. Pelajaran-pelajaran yang didapatkan selama organisasi inilah yang bisa kuterapkan ke dalam akademik ku, ketika nanti harus melakukan suatu program pemberdayaan ataupun program intervensi untuk pengembangan kelompok.
Organisasi adalah rumah belajar dengan gaya learning by doing, dimana kita tidak hanya belajar secara monoton seperti dibangku perkuliahan, tetapi kita melakukan praktek langsung didalamnya. Awalnya aku adalah seorang yang apatis terhadap organisasi ibaratnya alergi dan gak bakalan tertarik, tetapi setelah mendapatkan banyak manfaat yang kurasakan di dalamnya aku pun semakin tertarik dan menjadikan organisasi rumah belajar ku kedua. Ilmu itu bisa didapatkan dimana saja dan kapan saja, tidak terbatas ruang maupun waktu. So, masuk organisasi, why not?. Organisasi mengasah softskill yang tidak bisa kita dapatkan di bangku perkuliahan. Manfaatnya begitu besar, jikalau mau dikatakan tempatmu mencari pengalaman, bener juga. Mau dikatakan tempatmu mencari teman ataupun saudara, gak salah juga. Mau dikatakan tempat upgrade potensi diri, tambah bener juga. Itulah sebabnya akademisi dan organisatoris seharusnya bukanlah yang harus dibanding-bandingkan. Akademik ataupun organisasi seharusnya bukan suatu pilihan, karena keduanya adalah rumah belajar, tegantung pribadimu mau belajar di satu tempat ataupun di berbagai tempat ilmu. Bahkan jika dikolaborasikan akan menjadi sesuatu yang lebih baik sebagai wadah dalam mencari ilmu bagi orang-orang yang haus akan ilmu.
Komentar
Posting Komentar